Kamis, 29 Oktober 2009

LUPAKAN JASA DAN KEBAIKAN


Semakin kita sering menganggap diri penuh jasa dan penuh kebaikan pada orang lain, apalagi menginginkan orang lain tahu akan jasa dan kebaikan diri kita, lalu berharap agar orang lain menghargai, memuji, dan membalasnya maka semua ini berarti kita sedang membangun penjara untuk diri sendiri dan sedang mempersiapkan diri mengarungi samudra kekecewaan dan sakit hati.

Ketahuilah bahwa semakin banyak kita berharap sesuatu dari selain Allah swt, maka semakin banyak kita akan mengalami kekecewaan. Karena , tiada sesuatu apa pun yang dapat terjadi tanpa izin Allah. Sesudah mati-matian berharap dihargai makhluk dan Allah tidak menggerakkan orang untuk menghargai, maka hati ini akan terluka dan terkecewakan karena terlalu banyak berharap kepada makhluk. Belum lagi kerugian di akhirat amal yang dilakukan berarti tidak lulus dan tidak ikhlas, yaitu beramal bukan karena Allah.Selayaknya kita menyadari bahwa namanya jasa atau kebaikan kita berharap orang lain, sesungguhnya bukanlah kita berjasa melainkan Allah-lah yang berbuat, dan kita dipilih menjadi jalan kebaikan Allah itu terwujud. Sesungguhnya terpilih menjadi jalan saja sudah lebih dari cukup karena andaikata Allah menghendaki kebaikan itu terwujud melalui orang lain maka kita tidak akan mendapat pahalanya.Jadi, ketika ada orang yang sakit, lalu sembuh berkat usaha seorang dokter, maka sebetulnya bukan dokter yang menyembuhkan pasien tersebut, melainkan Allah-ah yang menyembuhkannya, dan sang dokter dipilih menjadi jalan. Seharusnya dokter sangat berterima kasih kepada seorang pasien karena selain telah menjadi lading pahala untuk mengamalkan ilmunya, juga telah menjadi jalan rizki dari Allah baginya. Namun, andaikata sang dokter menjadi merasa hebat karena jasanya, serta sangat menuntut penghormatan dan balas jasa yang berlebihan maka selain memperlihatkan kebodohan dan kekurangan imannya juga semakin tampak rendah mutu kepribadiannya ( seperti yang kita maklumi orang yang tulus dan rendah hati selalu bernilai tinggi dan penuh pesona). Selain itu, di akhirat nanti niscaya akan termasuk orang yang merugi karena tidak beroleh pahala ganjaran.Juga, tidak selayaknya seorang ibu menceritakan jasanya mulai dari mengandung, melahirkan, mendidik, membiayai, dan lain-lain semata-mata untuk membuat sang anak merasa berhutang budi. Apalagi jika dilakukan secara emosional dan proporsional kepada anak-anaknya, karena hal tersebut wibawa seorang ibu bahkan bisa jadi yang terjadi adalah sebaliknya. Karena sesungguhnya sang anak sama sekali tidak memesan untuk dilahirkan oleh ibu, juga semua orang yang ibunya lakukan itu adalah sudah menjadi kewajiban seorang ibu.Percayalah bahwa kemuliaan dan kehormatan serta wibawa seorang ibu/bapak justru akan bersinar-sinar seiring dengan ketulusan ibu menjalani tugas ini dengan baik, insya Allah. Allah-lah yang akan menghujamkan rasa cinta anak-anak dan menuntunnya untuk sanggup berbalas budi.Seorang guru juga harus bisa menahan diri dari ujub dan merasa berjasa kepada murid-muridnya. Karena kewajiban guru untuk mengajar dengan baik dan tulus. Dan memang itulah rizki bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi guru. Karena setiap kebaikan yang dilakukan muridnya berkat dari tuntunan sang guru akan menjadi pahala tiada terputus dan dapat menjadi bekal penting untuk akherat.kita boleh bercerita tentang suka duka dan keutamaan mengajar dengan niat bersyukur bukan ujub dan takabur.Perlu hati-hati menjaga lintasan hati dan lebih menahan diri andaikata ada salah seorang murid kita yang sukses, jadi orang besar. Biasanya akan sangat gatal untuk mengumumkan kepada siapa pun tentang jasanya seorang gurunya plus kadang dengan bumbu penyedap cerita yang kalau tidak pada tempatnya akan menggelincirkan diri dalam riya' dan dosa.Andaikata ada sebuah mobil yang mogok lalu kita membantu mendorong sehingga mesin nya hidup dan bisa jalan dengan baik. Namun ternyata sama sekali tidak berterima kasih. Jangankan membalas jasa, bahkan menengok ke arah pun tidak sama sekali…. Andaikata kita merasa kecewa dan dirugikan lalu diwujudkan dengan cara menggerutu, menyumpahi, lalu menyesali diri plus memaki sang supir, maka lengkap lah kerugian nya lahir maupun batin. Dan tentu saja amal pun jadi tidak mempunyai pahala dalam pandangan Allah karena tidak ikhlas, yaitu hanya berharap balasan dari makhluk.Seharusnya yang kita yakini sebagai rizki dan keberuntungan kita adalah takdir diri ini di izin kan Allah bisa mendorong mobil. Silah kan bayangkan andaikata ada mobil yang mogok dan kita tidak mengetahuinya atau kita sedang sakit tidak berdaya, niscaya kita tidak mendapat kesempatan beramal dengan mendorong mobil. Atau diri ini sedang sehat perkasa tapi mobil tidak ada yang mogok, lalu kita mendorong apa..Takdir mendorong mobil adalah investasi besar, yakni kalau dilaksanakan penuh dengan ketulusan niscaya Allah yang Maha Melihat akan membalasnya dengan balasan yang mengesankan. Bukankah kita tidak tahu kapan kita akan mendapat kesulitan di perjalanan, maka takdir beramal adalah investasi.Mari kita bersungguh-sungguh untuk terus berbuat amal sebanyak mungkin dan sesegera mungkin . setelah itu mari kita lupakan seakan kita tidak pernah melakukannya, cukuplah Allah yang Maha melihat saja yang mengetahuinya. Allah swt pasti menyaksikan dengan sempurna dan membalasnya dengan balasan yang sangat tepat baik waktu, ataupun momentumnya. Salah satu ciri orang yang ikhlas menurut Imam Ali adalah senang menyembunyikan amalannya bagai menyembunyikan aib-aibnya.

Selamat berbahagia bagi siapapun yang paling gemar beramal dan paling cepat melupakan jasa dan kebaikan dirinya, percayalah hidup ini akan jauh lebih nikmat, lebih ringan, dan lebih indah. Insya Allah,..

Rabu, 04 Maret 2009

judul anyar


PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Sebuah Perkenalan

Apakah PTK Itu ?
PTK adalah bentuk ragam penelitian yang dimaksudkan untuk mengubah bebagai keadaan, kenyataan, dan harapan mengenai pembelajaran menjadi lebih baik dan bermutu dengan cara melakukansejumlah tindakan yang dipandang tepat.



Apa saja Bentuk PTK?
PTK dapat bebrbentuk individual dan kolaboratif, dalam PTK individual seorang guru melaksanakan PTK dikelasnya sendiri atau kelas orang lain, sedang PTK kolaboratif beberapa orang guru secara sinergis melaksanakan PTK dikelas masing-masing dan diantara anggota melakukan kunjungan antar kelas.

Apa karakteritis PTK Itu?
PTK memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut.
• Bersifat siklis, artinya PTK terikat siklus-siklus (perencanaan, pemberian tindakan, pengamatan, dan refleksi) sebagai prosedur baku penelelitian.
• Bersifat longitudinal, artinya PTK harus berklangsung dalam jangka waktu tertentu (mis: 2/3 bulan)secara kontinyu untuk memperoleh data yang diperlukan, bukan “sekali tembak” selesai pelaksanaanya.
• Bersifat particular-spesifik yang tidak bermaksud melakukan generalisasi dalam rangka mendapatkan dalil-dalil. Hasilnya pun tidak untuk digeneralisasi meskipun mungkin diterapkan oleh orang lain dan ditempat lain yang konteksnya mirip.
• Bersifat partisipatoris, dalam arti guru sebagai peneliti sekaligus pelaku perubahan dan sasaran yang perlu dirubah. Ini berarti guru berperan ganda, yakni sebagai orang yang meneliti sekaligus yang diteliti.
• Bersifat emik (bukan etik) , artinya PTK memandang pembelajaran menurut sudut pandang orang dalam yang tidak berjarak dengan hal yang diteliti ; bukan menurut sudut pandang orang luar yang berjarak dengan hal yang diteliti.
• Bersifat kolaboratif dan kooperatif, artinya dalam pelaksanaan PTK selalu terjadi kerja sama atau kerja bersama antara peneliti(guru) dan pihak lain demi keabsahan dan tercapainya tujuan penelitian.
• Bersifat kasuistik, artinya PTK menggarap kasus-kasus spesifik atau tertentu dalam pembelajaran yang sifatnya nyata dan terjangkau oleh guru; tidak menggarap masalah-masalah besar.
• Menggunakan konteks alamiah kelas, artinya kelas sebagai ajang pelaksanaan PTK tidak perlu dimanipulasi dan atau direkayasa demi kebutuhan, kepentingan, dan tercapainya tujuan penelitian.
• Menggunakan adanya kecukupan data yang diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Bukan kerepresentatifan (keterwakilan jumlah) sampel secara kuantitatif. Sebab itu PTK hanya menggunakan statistic yang sederhana, bukan yang rumit.
• Bermaksud mengubah kenyataan, keadaan, dan situasi pembelajaran menjadi lebih baik dan memenuhi harapan, bukan bermaksud membangun teori dan menguji hipotesis.

Apakah Tujuan (yang hendak dicapai) PTK?
Tujuan Pokok PTK sebagai berikut :
• Memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran.
• Memperbaiki dan meningkatkan kinerja pembelajaran yang dilaksanakan oleg guru.
• Mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas agar pembelajaran bermutu.
• Meningkatkan dan memperkuat kemampuan guru dalam memecahkan masalah-masalah pembelajaran dan membuat keputusan yang tepat bagi siswa dan kelas yang dajarnya.
• Mengeksplorasi dan membuahkan kreasi-kreasi dan inovasi-inovasi pembelajaran (mis, pendekatan, metode, strategi, dan media) yang dapat dilakukan oleh guru demi peningkatan mutu proses dan hasil pembelajaran.
• Mencobakan gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovatif guru.
• Mengeksplorasi pembelajaran yang selalu berwawasan atau berbasih penelitian agar pembelajaran dapat bertumpu pada realitas empiris kelas, bukan semata-mata bertunpu pada kesan umum atau asumsi.

Apakah manfaat PTK ?
• Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan panduan guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Selain itu, hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat menjadi bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan, antar lain disajikan dalam forum ilmiah yang dimuat di jurnal ilmiah.
• Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti atau menulis artikel ilmiah dilkalangan guru.
• Mampu mewujudkan kerjasama, kolaborasi, dan atau sinergi antar-guru dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan(mengatasi) masalah pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran.
• Mampu meningkatkan kemampuan guru dalam menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini memperkuat kekontekstualan dan relevansi pembelajaran bagi kebutuhan siswa.
• Dapat memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan, keternyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dikelas yang dilaksanakan guru. Hasil belajar siswa pun dapat meningkat.
• Dapat mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang,nyaman,menyenangkan, dan melibatkan siswa siswa karena strategi, metopde, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secar sungguh-sungguh.

Bagaimana Cara Melaksanakan PTK?
PTK dapat dilaksanakan secara individual maupun berkelompok, pelaksanaan secara individual termasuk PTK individual, sedang secara kelompok termasuk PTK Kolaboratif. Untuk kolaboratif perlu dibentuk gugus-gugus pelaksana PTK.

Bagaimana Prosedur Melaksanakan PTK?
Secara keseluruhan, prosedur melaksanakan PTK sebagai berikut:
1. Menyusun proposal PTK. Dalam kegiatan ini perlu dilakukan kegiatan pokok
• Mendiskripsikan dan menemukan masalah PTK dengan berbagai metode atau cara.
• Menentukan cara pemecahan masalah PTK , dengan pendekatan, strategi, media, atau cara.
• Memilih dan merumuskan masalah PTK baik berupa pertanyaan atau pernyataan sesuai dengan masalah dan cara pemecahanya.
• Menetapkan tujuan pelaksanaan PTK sesuai dengan rumusan masalah yang ditetapkan.
• Memilih dan Menyusun perpesktif, konsep, dan pandangan yang akan mendukung dan melandasi pelaksanaan PTK.
• Menyusun siklus-siklus yang berisi rencana-rencana tindakan yang diyakini dapat memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
• Menetapkan cara mengumpulkan data sekaligus menyusun instrumen yang diperlukan untuk menjaring data PTK.
• Menetapkan dan menyusun cara-cara analisis data PTK.
2. Melaksanakan siklus (rencana tindakan) di dalam kelas. Dalam kegiatan ini diterapkan rencana tindakan yang disusun dengan variasi tertentu sesuai dengan kondisi kelas. Selama pelaksanaan tindakan dalam siklus dilakukan pula pengamatan-pengamatan dan refleksi-refleksi. Baik pelaksanaan tindakan, pengamatan maupun pelaksanaan refleksi dapat dilakukan secara beriringan bahkan bersama. Semua hal yang berkaitan dengan ketiga hal diatas perlu dikumpulkan dengan sebaik-baiknya.
3. Menganalisis data yang telah dikumpulkan baik data tahap perencanaan,pelaksanaan, tindakan, pengamatan maupun refleksi. Analisis data ini harus disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan. Hasil analisis data ini dipaparkan lebih lanjutsebagai hasil-hasil PTK. Setelah itu, perlu dibuat kesimpulannya dan dirumuskan saran.
4. Menulis laporan PTK yang dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan menganalisis data, dalam kegiatan ini pertama –tama perlu ditulis paparan hasil-hasil PTK. Paparan hasil PTK ini disatukan dengan diskripsi masalah, rumusan masalah, tujuan dan kajian konsep atau teoritis. Inilah laporan PTK.

Resum by: Sh4991l.
disadur from DIKLAT PTK
Oleh : Prof.Dr.Djoko Sarjono, M.Pd.
Sabtu, 28 februari 2009 , gedung Sasana Praja Kab. Ponorogo.